Budidaya Ikan Program Ketahanan Pangan Nagari Talu Merugi?
Pasaman Barat, Sumbartodaynews – Program ketahanan pangan yang dikelola oleh Nagari Talu Kecamatan Talamau Kabupaten Pasaman Barat tahun anggaran 2022, dengan budidaya tanaman cabai, bawang dan budidaya ikan yang berada di 5 (lima) Jorong Nagari Talu, yakni Sungai Janiah, Tabek Sirah, Jorong Merdeka, Perhimpunan Nagari Talu, dan Patomuan dengan anggaran 20 % dari dana desa diduga tidak membawa dampak positif bagi warga. Hal ini dikarenakan program ketahanan pangan tersebut dikelola oleh Nagari Talu dan bukan diserahkan kepada masyarakat.
Mahyudanil selaku Wali Nagari Talu mengatakan, pengelolaan program ketahanan pangan Nagari Talu ini merupakan kebijakan Wali Nagari. Kalau diserahkan kepada masyarakat dikhawatirkan nantinya akan muncul rasa kecemburuan dari warga yang tidak mendapatkan bantuan. Disisi lain hal ini juga beban bagi kami.
“Sebetulnya tidak ada yang Istimewa dengan menanam bawang maupun cabai karena pada umumnya sudah banyak dilakukan oleh masyarakat, namun hal ini dilakukan sebagai upaya agar anggaran dana desa yang di kungkung penggunannya itu kita jadikan kegiatan sesuai dengan tuntutan dan ketentuannya, sehingga hasil yang didapatkan nantinya akan di serahkan ke Bumnag. Tentunya dengan harapan suatu saat nanti bisa menjadi aset nagari . Kalau ini dilakukan secara kontinuitas dan dikelola dengan baik oleh Bumnag, setidaknya nagari kita akan jadi semi mandiri,” terangnya menjelaskan.
Mahyu Danil mengakui bahwa kolam ikan yang merupakan program pangan Nagari Talu anggaran tahun 2022 merugi. Hal itu disampaikannya saat konferensi pers di depan awak media dan LSM (lembaga Swadaya Masyarakat). Kamis (16/03)
“Untuk pagu dana program ketahanan pangan kolam ikan dianggarkan sebesar Rp. 25.000.000 (dua puluh lima juta rupiah). Akan tetapi hasil yang didapatkan dari kolam ikan tersebut hanya sebesar Rp. 6.750.000 (enam juta tujuh ratus lima puluh ribu rupiah). Hasilnya jelas sangat kecil dibandingkan dengan pagu dana yang telah dianggarkan,” tegas Mahyu Danil.
Kerugian ini disebabkan oleh biaya pembuatan atau renovasi kolam serta tambahan bibit ikan yang kurang bagus dan cocok untuk dipasarkan kepada pembeli, sehingga harga ikan yang kurang memadai kala itu membuat kami menahan ikan, alhasil pakan ikan bertambah dan itu tentunya membutuhkan tambahan biaya, ujar Mahyu Danil melanjutkan.
Disisi lain, saat punggawa Sumbartoday mempertanyakan siapa yang akan mempertanggung jawabkan kerugian program ketahanan pangan ini, bapak Wali Nagari Talu Mahyudanil dengan rasa penuh tanggung jawab terhadap nagari mengatakan dengan tegas “saya yang akan bertanggung jawab atas kerugian yang telah terjadi.”
Krismon