Fundamentalis Rakyat di Tengah Gentingnya Ekonomi Dunia
Sumbartodaynews – Fundamentalis di dalam KBBI berarti penganut gerakan keagamaan yang bersifat kolot dan reaksioner yang selalu merasa perlu kembali ke ajaran agama yang asli seperti yang tersurat di dalam kitab suci. Gerakan terselubung masyarakat yang menginginkan kembalinya aturan beragama dan norma tradisional demi terwujudnya kehidupan yang damai tanpa ada gejolak saling membuat kerusuhan dan kejahatan bahkan membunuh tanpa alasan yang dibenarkan agama dan negara. Faktor pendorong untuk bersikap fundamentalis ialah adanya kebosanan dan bobroknya sistem aturan negara berserta gagalnya tokoh masyarakat membina kerukunan antar masyarakat.
Tercatat terjadi baru-baru ini di wamena ibu kota Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan kamis 23 Februari 2023 10 warga sipil tewas dan 18 personel aparat keamanan mengalami lukaluka akibat kerusuhan. Hal ini diawali dengan adanya isu hoaks penculikan anak yang memicu bentrokan antara aparat keamanan dengan warga sipil. Ekspresi saling meluapkan kemarahan bukan tanpa sebab atau karena hal remeh namun ini lunturnya nilai-nilai persatuan untuk menjaga keutuhan bernegara. Semakin canggihnya teknologi maka untk melancarkan aksi melemparkan isu untuk memfitnah, mencari kesalahan kelompok lain serta menggiring opini pubik untuk mengangkat senjata melawan ketidakadilan.
Dibalik isu perpecahan yang bertebaran di media, kabar baik dirilis oleh Badan Pusat statistik(BPS) menunjukkan pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan I 2023 tercatat 5, 03% sedikit meningkat dibandingkan pada triwulan sebelumnya yakni 5,01%. Kedepan pertumbuhan ekonomi di perkirakan tetap kuat pada batas kisaran 4,5-5,3% didorong oleh perbaikan permintaan domestik dan tetap positifnya kinerja ekspor.
Bank dunia atau World bank yang terbaru merilis proyeksi ekonomi global, dengan memberi peringatan perekonomian dunia masih dalam kondisi genting, setelah berlalunya masa-masa Pandemi Covid-19 . maka, perekonimian global masih akan terus melambat hingga 2024. Laporan Global Economic Prospects edisi juni 2023, Bank Dunia mengungkapkan posisi kegentingan itu masih disebabkan berlarutnya efek pandemi, ditambah tak kunjung berakhirnya perang antara Rusia dan Ukraina, hingga pengetatan kebijakan moneter di berbagai negara demi meredam inflasi. Proyeksi Bank Dunia merilis pertumbuhan ekonomi global pada 2023 masih lebih rendah yaitu 3,1 % menjadi 2,1 %. Lalu pada 2024 perkiraannya mulai membaik menjadi tumbuh 2,4 % dan pada 2025 mampu kembali pada posisi 3%.
Bebasnya Isu Hoax Berdedar di Media
Berita atau kabar yang menyesatkan paradigma masyarakat berselancar dengan mudahnya tanpa adanya halangan dari operator media atau kementerian yang ditugasi negara untuk mengontrol teknologi informasi. Berbagai hal yang terjadi dengan cepat di ketahui oleh seluruh masyarakat dimanapun berada selagi masih terkoneksi dengan internet yang memadai. Kemajuan teknologi tidak akan mungkin dihalangi karena merupakan suatu keharusan bagi perubahan peradaban. Satu hal yang mesti difahami oleh pengguna internet yang mengakses berbagai media untuk menjaga keutuhan negara dengan tidak menyebarkan hal-hal yang mengajak orang lain untuk melawan aturan atau berbuat anarkhis tanpa alasan atau bukti yang valid dari pihak terkait. Nilai persatuan lebih mahal dan lebih utama karena di perjuangkan dengan pertumpahan darah dan air mata oleh pejuang negara yang tidak memikirkan dirinya namun memperhatikan keberlajutan masa depan bangsanya.
Selama triwulan pertama tahun 2023, Kementerian Komunikasi dan informatika telah mengidetifikasi sebanyak 425 isu hoaks yang beredar di website dan platform digital. Jumlah itu lebih tingi dibandingkan pada triwulan pertama pada tahun 2022 yang mencapai 393 isu haoks. Pada Januari 2023 Tim AIS Ditjen Aplikasi Informatika Kominfo menemukenali 146 isu hoaks. Pada februari 2023 terdapat 117 isu hoaks dan pada bulan maret sebanyak 161 isu hoaks beredar.
Masyarakat dengan pemahaman yang lemah dan mudah dipengaruhi oleh provokator berwajah ustadz, tokoh masyarakat atau publik figur yang segani banyak orang akan dengan mudah menyerap dan mengikuti ajakan apapun yang dibarkan oleh pihak tersebut. Apalagi perihal kesalahan atau perbedaaan dalam pengamalan beragama, akan sangat instan menebarkan kebencian atas dasar perbedaan dalil agama. Adanya bentrokan pemikiran berlanjut hingga berntrokan fisik karen upaya pengelompokkan masyarakat berdasarkan aliran agamanya.
Problem Ekonomi pemacu Diskrimanalitas Kaum Bawah
Upaya menjaga kestabilan ekonomi dan hubungan antar masyarakat mejadi program utama bagi pemerintah. Korelasi antara tidak meratanya ekonomi dengan tindak kriminalitas yang
terjadi membuat tidak jalannya naluri dan logika untuk berbuat sesuai norma yang berlaku. Pemukiman dengan tingkat ekonomi rendah akan lebih sering terjadi kejahatan dengan dalih tidak tersedianya lapangan kerja. Hal ini bisa dilihat dari kompleksnya masalah di pemukiman kumuh di kota-kota besar dengan tingkat kenyamanan yang sangat rendah. Penangggulangan ini terus digalakkan oleh pemerintah setempat namun kesadaran untuk mengubah nasib hidup keluarga tidak sejalan dengan visi misi pemangku kebijakan. Perubahan signifikan akan terlihat jika kesadaran masyarakat untuk berubah tinggi, paradigma untuk melanjutkan hidup dilingkungan kumuh adalah keharusan bagi mereka yang tidak terbuka nalurinya melihat ketidakadilan dalam hidup mereka.
Duplikasi kehidupan akan terus berlanjut jika hanya menghandalkan mata pencaharian yang tidak menentu dan akan terus menjadi beban pemerintah dalam mewujudkan pemerataan sosial. Gebrakan pada masyarakat kelas bawah seperti itu lebih utama dengan sosialisasi dan solusi konkrit dari pada menerapkan hidup ideal di tengah masyarakat yang telah sejahtera. Adanya jaminan hidup untuk generasi selanjutnya akan merubah ekonomi dari kelas bawah menuju kelas atas yang berpendidikan dan memiliki kemandirian ekonomi.
Berdasarkan data yang disampaikan oleh BPS jumlah kejahatan di berbagai provinsi pada 2018 -2020 dalam data tersebut tercatat ada 247.218 kejahatan yang dilaporkan selama 2020, lebih rendah dari 2 tahun sebelumnya. Pada 2019, angka kejahatan yang dilaporkan sebanyak 269.324 kasus dan 294.281 kasus pada 2018. Dari data tersebut provinsi dengan angka kekahatan terbanyak ialah terjadi di Privinsi Sumatera Utara yaitu 32.900 kasus. Menyusul Metro jaya 26. 568 kasus dan jawa timur 17. 642 kasus. Dari data lapangan yang disampaikan oleh pihak keamanan kebanyakan para pelaku kejahatan memang terlilit keuangan keluarga dan berbagai masalah lingkungan. Oleh karena itu perlu adanya tindakan pencegahan yang masif agar tidak dapat menurunkan angka tingkat kejahatan terutama yang melakukan atas nama agama dan budaya masyarakat.
Lemahnya Kekuatan Pemuda dan Tokoh
Jika dilihat dari perkembangan masyarakat, maka yang menentukan maju atau mundurnya kehidupan di lingkungan tersebut ialah para pemuda dan tokoh setempat. Namun, bagaimana mampu menanggulangi problematika jika yang terpapar atau justru yang menjadi provokator perpecahan para pemuda dan tokohnya. Ketidaksesuaian antara tugas dan apa yang dikerjakan akan berdampak sangat fatal, karena masyarakat menjadi elemen penting dalam pondasi kebangsaan tetap kokoh bila masyarakat telah goyah dan pecah maka akan dengan mudah mengobrak-ablik instrumen negara. Pola yang dijalankan para pemecah ialah dengan mempertontonkan ketidakberesan pemerintah bekerja menanggulangi permasalahan rakyat. Justru yang sangat diperhatikan oleh pemerintah ialah memajukan taraf hidup rakyat dari kelas bawah hingga menengah, namun karena sudah dipupuk oleh kebenncian yang membabi buta tanpa melihat realita puncaknya membuat keonaran adalah jalan menyampaikan aspirasi mereka.
Sebagai negara hukum tentu kita punya aturan dalam mengekspresikan ketidakadilan yang terjadi, bila semua hal diwarnai dengan serangan kepada pemerintah tentu akan membuat
masalah baru dan akan membuat esensi yang akan disampaikan menjadi kabur. Eksistensi negeri ini sangat hangat dan menjadi perbincangan di dunia internasional bahkan jika ditelusuri lebih jauh banyak yang belum tereksplorasi kekayaan alam yang kita miliki. Oleh karena itu perlu kesepakatan pemuda dan para tokoh masyarakat mempersatukan dan membuat gebrakan untuk menutup celah benih-benuh permusuhan atas nama apapun di negeri ini.
Oleh : Sabarnuddin
(Mahasiswa Sejarah Universitas Negeri Padang)
***
Klik Disini Untuk Bergabung Bersama Fanpage SUMBARTODAYNEWS Agar Tidak Ketinggalan Berita Dan Informasi Terbaru Daerah, Nasional, Dan Internasional.
Klik Disini Untuk Mengikuti Grup SUMBARTODAYNEWS Untuk Selalu Update Berita Dan Informasi Terbaru Daerah, Nasional, Dan Internasional
Klik Disini Untuk Mengikuti Twitter SUMBARTODAYNEWS Untuk Mendapatkan Berita Dan Informasi Terbaru Daerah, Nasional, Dan Internasional
***