Kembali ke pangkuan ibu Pertiwi: 391 mantan anggota NII Dharmasraya gelar kegiatan pencabutan baiat di auditorium kantor bupati Dharmasraya

0


Dharmasraya , Sumbartodaynews – Kembali ke pangkuan ibu Pertiwi: 391 mantan anggota NII Dharmasraya gelar kegiatan pencabutan baiat di auditorium kantor bupati Dharmasraya.. Dari 740 jumlah orang mantan anggota jaringan Organisasi Negara Islam Indonesia ( NII) yang tercatat berdomisili di wilayah Dharmasraya, 391 orang diantaranya mengelar kegiatan pencabutan baiat masal di Gedung Auditotium Kantor Bupati Dharmasraya, Rabu ( 27/4/2022). Kegiatan ini diawali dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya.
Ratusan orang yang mengikuti baiat ini mengikatkan pita warna merah putih melingkar di kepalanya. Mereka disumpah kembali untuk setia pada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Secara bersamaan mereka mengucapkan yel- yel “NKRI harga mati, pancasila junjung tinggi”.

Pencabutan baiat ini dipandu langsung oleh mantan jaringan NII Ustadz Wawan yang berbunyi,” Demi allah saya berumpah.

( 1) Mengakui bahwa pancasila UU 1945 tidak bertentangan dengan syariat islam.

(2) Meninggalka dan menjauhi segala bentuk dan paham yang bisa memecahbela NKRI.

(3) Setia dan patuh kepada Pansila dan UUD 1945.

(4) Setia dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Usai mengucapkan sumpah dilanjutkan dengan Penandatangan pencabutam baiat.

Hadir pada kesempatan itu Bupati Dharmasraya, Sutan Riska Tuanku Kerajaan, Kapolres Dharmasraya, AKBP Nurhadiansyah, Kapolda Sumbar, Irjen Pol Teddy Minahasa P, Gubernur Mahyeldi, Danrem 032/Wbr Brigjen TNI Purmanto, Ketua DPRD Dharmasraya, Pariyanto, dan undangan lainnya.

Kapolres Dharmasraya, AKBP Nurhadiansyah dalam sambutannya menyampaikan, sejak awal penangkapan 12 anggota jaringan NII oleh Datasemen Khusus ( Densus) 88 pada Jumat (25/3/2022) lalu, banyak masyarakat melapor ke pihak kepolisian. Masyarakat bingung lantaran 12 orang yang ditangkap ini aktif mengikuti pengajian dengan mereka.

” Setelah kita melakukan penelusuran dan melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah. Kami sepakat mereka ini adalah korban dari orang orang yang memiliki tujuan tertentu,” terangnya.

AKBP Nurhadiansyah mengaku, dirinya bersama Bupati Sutan Riska Tuanku Kerajaan sepakat menggelar kegiatan cabut baiat mantan anggota NII.

Bupati Sutan Riska Tuanku Kerajaan mengajak peserta baiat dan semua pihak agar selalu menjaga kekompakan dan kerukunan serta selaturahmi. Bentengi diri agar tidak terpengaruh dengan hal hal yang bisa merugikan diri sendiri, keluarga dan daerah.

” Semoga niat baik kita pada hari ini diridhoi Allah SWT,” katanya.

Sementara itu, Kepala Ďatasemen Khusus ( Densus) 88 Irjen. Pol. Marthinus Hukom, menyebutkan, bersyukur acara tersebut bertepatan pada bulan suci ramadhan. Menurutnya, kegiatan cabut baiat kali ini merupakan yang terbanyak dan terbesar.

” Terimakasih atas kebijakan dan respon positif pemerintah terhadap peristiwa yang terjadi. Kejasama dan respon semua pihak dengan Densus 88 menghasilkan hal yang luar biasa. Kami sebagai penegak hukum hadir sebagai anak bangsa yang mencitai negeri ini, negara ini dan sesama kita. Kami hadir dengan cinta dan asih, hadir berdiskusi untuk bersama sama membangun negara Republik Indonesia ini,” sebutnya.

Gubernur Mahyeldi mengatakan, masyarakat Minang suka dengan kebersamaan. Ini ditandai dengan kehidupan masyarakat terbiasa dengan musyawarah.

” Barangkali karena ketidaktahuan saudara saudara kita ini mereka terjebak dengan hal yang sebenarnya mereka tidak tahu. Saya yakin pada pemilu kemarin saudara saudara kita ikut menggunakan hak pilih karena cinta dengan NKRI,” katanya.

Sementara itu, salah seorang anggota jaringan NII yang mengikuti kegiatan cabut masal baiat AN (28) mengaku kaget ketika dirinya tercatat didalam jaringan NII. Ia mengenang diawal ketika sejumlah orang bertamu ke ruamahnya pada 2019 lalu. Tamu tersebut mengajarkan dirinya tentang tata cara salat yang baik sesuai syariat Islam dan ajaran baiknya lainnya.

“Tamu itu datang cuma sekali. Tidak mengajarkan hal – hal yang melanggar hukum. Ketika saya tercatat dalam jaringan NII, saya kanget dan dirundung ketakutan, cemas dan stres. Alhamdulillah sekarang saya sudah lega karena sudah dilakukan pencabutan baiat,” pungkasnya.

# RN/ DR

Bagikan

Tinggalkan Balasan