Membangun Semangat Kebangsaan Melalui Dakwah Humanis

0

Indonesia sebagai bangsa yang beragam budaya, bahasa, dan agama, tentu semangat kebangsaan menjadi pondasi penting bagi persatuan dan kesatuan. Namun, di tengah arus modernisasi dan dinamika sosial yang terus berkembang, tantangan untuk mempertahankan semangat kebangsaan semakin kompleks. Dalam hal ini, perlu dipertanyakan bagaimana membangun semangat kebangsaan? dakwah humanis dapat berperan sebagai salah satu pendekatan yang efektif untuk membangun dan memperkuat rasa kebangsaan di kalangan masyarakat.

Dakwah humanis menempatkan manusia sebagai pusat perhatian, menghormati hak-hak mereka, dan memahami keunikan setiap individu. Pendekatan ini tidak hanya fokus pada aspek ritual, dan formalitas keagamaan, tetapi menitik beratkan pada hubungan sosial dan kemanusiaan. Ini bisa menjadi sarana dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan yang sesuai dengan konteks ke-Indonesiaan yang penuh dengan keberagaman.

Dakwah Humanis dan Nilai kebangsaan

Pendekatan dakwah humanis memiliki potensi besar dalam memupuk nilai-nilai kebangsaan di tengah masyarakat. Nilai-nilai Islam seperti keadilan, perdamaian, dan kasih sayang bisa diterapkan dalam konteks nasionalisme. Dalam hal ini, dakwah tidak hanya berfungsi sebagai sarana penyampaian ajaran agama, tetapi hadir sebagai wadah untuk membangun kesadaran kolektif tentang pentingnya kebersamaan, menghargai perbedaan, dan mencintai tanah air.

Selain itu semangat kebangsaan tidak bisa dipisahkan dari tanggung jawab bersama terhadap bangsa. Melalui dakwah humanis, seorang juru dakwah dapat mengajarkan, untuk mencintai tanah air merupakan bagian dari iman, dan merawat keberagamaan merupakan tanggung jawab sosial dan keagamaan. Hal ini membantu masyarakat untuk menyadari bahwa nilai-nilai keagamaan dan nasionalisme dapat berjalan seiring, dan tidak bertentangan.

Dakwah yang Merangkul, Bukan Menghakimi

Namun ada yang patut diperhatikan, pada saat sekarang ini di tengah kehidupan bermasyarakat masih ada ditemukan pendekatan dakwah yang bersifat konfrontatif dan cenderung menghakimi. Sikap ini tentu bukan hanya mengurangi esensi dakwah, tetapi juga berpotensi merusak harmonisasi dan bahkan menimbulkan pertikaian. Dalam hal ini dakwah humanis menawarkan alternatif yang lebih damai dengan mengedepankan dialog, pendekatan empatik, dan bahasa yang merangkul bukan yang memukul.

Seorang juru dakwah yang mengusung dakwah humanis, fokus pada dialog yang membangun, bukan pada perdebatan yang berujung dengan permusuhan. Dalam dakwah yang humanis, nilai-nilai keagamaan disampaikan dengan cara yang mudah diterima, bisa dipahami, penuh kasih sayang, dan tidak memaksakan diri. Pendekatan ini tidak hanya lebih efektif, tetapi juga lebih cocok pada masyarakat multikultural seperti Indonesia.

Media sebagai Pendukung Dakwah Humanis

Perkembangan teknologi memberikan peluang besar untuk memperluas jangkauan dakwah humanis. Melalui media sosial dan platform digital misalnya, pesan keagamaan yang membangun semangat kebangsaan dapat menjangkau lebih luas lagi, terutama generasi muda. Platform ini memungkinkan dakwah humanis untuk dikemas dalam berbagai bentuk kreatif seperti video, infografis, atau cerita inspiratif, sehingga lebih mudah dipahami dan diresapi oleh masyarakat.

Media massa dan media digital dapat digunakan untuk menampilkan tokoh-tokoh agama yang menjadi teladan dalam merawat keberagaman dan semangat kebangsaan. Media tidak hanya menjadi alat komunikasi tetapi juga sarana untuk memperkuat ikatan kebangsaan melalui pendekatan dakwah yang humanis.

Dakwah humanis menawarkan jalan untuk menghidupkan kembali semangat kebangsaan yang selaras dengan nilai-nilai kemanusiaan dan agama. Pendekatan ini memungkinkan pesan-pesan kebangsaan diterima dengan hati terbuka, tanpa harus memaksakan atau menimbulkan konflik. Di tengah masyarakat Indonesia yang beragam, dakwah humanis bisa menjadi salah satu solusi untuk merawat persatuan, toleransi, dan cinta tanah air. Membangun kebangsaan melalui dakwah humanis bukanlah sekadar tugas para pemuka agama, tetapi hal ini juga harus menjadi tanggung jawab bersama untuk saling mendukung, menghormati, dan menciptakan kehidupan yang harmonis. Dakwah humanis merupakan harapan bersama untuk melihat Indonesia yang tidak hanya taat beragama, tetapi juga kokoh dalam semangat kebangsaan yang tulus.

Penulis : Tomi Hendra, M.Sos

Dosen Komunikasi UIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi

Tinggalkan Balasan