Wisata Heritage Sajian Unik Penuh Daya Tarik

0

Sumbartodaynews – Wisata heritage memiliki daya tarik tersendiri dengan bangunan-bangunan yang ikonik dan penuh dengan nilai sejarah. Hal ini akan menambah keberagaman destinasi wisata yang dimiliki Sumatra Barat. Tersebarnya berbagai potensi wisata heritage di Sumatra Barat akan memperkaya keberagaman destinasi wisata yang ditawarkan kepada wisatawan.

Pakar Pariwisata Universitas Muhammadiyah (UM) Sumatera Barat, Moch. Abdi menilai, rampungnya penyusunan Master Plan rencana penataan dan pengelolaan kawasan Kota Tua Padang, memunculkan harapan baru bagi pemaksimalan potensi pariwisata budaya sejarah dan Heritage di Sumatra Barat.

Menurut Abdi, kawasan Kota Tua Padang sangat berpotensi untuk dijadikan sebagai kawasan wisata Heritage. Apalagi, kawasan yang pernah menjadi salah satu bandar perdagangan utama Sumatera Barat di masa lalu itu, menyimpan jejak masa lalu kedatangan etnis Arab, India, hingga Cina di Sumatra Barat.

 ”Latar belakang sejarah kehadiran berbagai etnis di Kota Padang ini tentu akan memperkaya Story Telling sejarah kawasan Kota Padang yang akan dijadikan destinasi wisata Heritage,” ujar Ketua Pusat Pengembangan Desa Wisata Krearif Fakultas Pariwisata UM Sumatera Barat seperti dilansir dari Haluan Jumat (20/10).

Baca Juga  Bupati Eka Putra: Pimpin Upacara Hardiknas dan Otonomi Daerah di LCM

Abdi mengatakan, nilai-nilai sejarah peradaban masa lalu itu, perlu dipelihara atau bahkan dijadikan sebagai Icon Landmark bagi kawasan wisata Heritage Kota Tua Padang dimasa yang akan datang. Namun upaya penataan itu, perlu dilakukan tanpa mengeyampingkan pelibatan masyarakat dan komunitas etnis setempat agar tidak memicu terjadinya konflik dan riak-riak yang bisa berdampak negatif terhadap masa depan penataan dan pengelolaan Kawasan Kota Tua Padang.

 ”Agar penataan dan pengelolaan berjalan dengan baik, kawasan kota Tua Padang mesti dikelola oleh SDM terbaik berkompeten yang bisa melakukan pengelolaan sesuai dengan tujuan dan harapan,” jelasnya.

Untuk menciptakan strategi dan arah pengelolaan terbaik, lanjut Abdi, pemerintah perlu menetapkan suatu SOP yang bisa dijadikan pedoman oleh badan pengelola yang akan dibentuk.

Baca Juga  Santunan BPJS Terhadap Ahli Waris diserahkan Bupati Tanah Datar

”Tanpa adanya SOP yang ketat, bukan tidak mungkin kedepannya penataan dan pengelolaan kawasan itu akan berjalan dengan semrawut dan tidak terkendali seperti halnya yang terjadi di kelok sembilan,” jelas Ketua Bidang Tata Kelola Destinasi dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Tim Percepatan Pembangunan Desa Wisata Provinsi Sumatera Barat ini.

Berkaca dari proses pembangunan kelok 9 yang sampai saat ini masih kerap menimbulkan persoalan pada aspek penataan Pedagang Kaki Lima (PKL) yang cukup sulit untuk disterilkan pemerintah , sebut Abdi, pemerintah daerah mesti memikirkan tata kelola kawasan Kota tua Padang yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan.

Tujuannya, agar masyarakat pedagang tetap mendapatkan kesempatan mencari nafkah, tanpa harus mengganggu dan menimbulkan ketidaknyamanan bagi wisatawan dan pengunjung yang akan berkunjung.

 ”Makanya penting bagi pemerintah untuk mengatur desain interior, tata letak, lokasi warung pedagang, area parkir dan sebagainya untuk menciptakan, kebersihan, keindahan dan kenyamanan pengunjung,” kata Abdi.

Baca Juga  Jemput bola, Bupati Eka Putra Bawa Luhak Nan Tuo Sebagai daerah Sentra Pangan dan Pertanian, Saat lakukan Audensi di Kementrian PPN/Bappenas RI

Ia menegaskan, penataan dan kawasan Kota Tua Padang, harus berdampak positif bagi aktivitas ekonomi masyarakat setempat. Jangan sampai, masyarakat setempat malah tidak menerima manfaat apapun dari penataan salah satu kawasan bernilai historis tinggi ini.

“Pada intinya, jangan sampai penataan yang dilakukan malah mengenyampingkan kepentingan ekonomi masyarakat. Pemerintah mesti menyiapkan masyarakat setempat untuk menjadi tuan rumah. Mereka harus disiapkan agar mempunyai kompetensi dalam menangkap peluang bisnis yang ada,” pungkasnya.

(*)

Bagikan

Tinggalkan Balasan